Jumat, 15 Mei 2015

material ramah lingkungan (STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2)



MATERIAL BAHAN BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN

Pemanfaatan material bekas atau sisa untuk bahan renovasi bangunan juga dapat menghasilkan bangunan yang indah dan fungsional. Kusen, daun pintu atau jendela, kaca, teraso, hingga tangga dan pagar besi bekas masih bisa dirapikan, diberi sentuhan baru, dan dipakai ulang yang dapat memberikan suasana baru pada bangunan. Lebih murah dan tetap kuat.

Material ramah lingkungan memiliki kriteria sebagai berikut;
a. tidak beracun, sebelum maupun sesudah digunakan
b. dalam proses pembuatannya tidak memproduksi zat-zat berbahaya bagi lingkungan
c. dapat menghubungkan kita dengan alam, dalam arti kita makin dekat dengan alam karena kesan alami dari material tersebut (misalnya bata mengingatkan kita pada tanah, kayu pada pepohonan)
d. bisa didapatkan dengan mudah dan dekat (tidak memerlukan ongkos atau proses memindahkan yang besar, karena menghemat energi BBM untuk memindahkan material tersebut ke lokasi pembangunan)
e. bahan material yang dapat terurai dengan mudah secara alami

Material yang ramah lingkungan menurut kriteria diatas misalnya; batu bata, semen, batu alam, keramik lokal, kayu, dan sebagainya. Ramah lingkungan atau tidaknya material bisa diukur dari kriteria tersebut atau dari salah satu kriteria saja, seperti kayu yang makin sulit didapat, tapi bila dipakai dengan hemat dan benar bisa membuat kita merasa makin dekat dengan alam karena mengingatkan kita pada tumbuh-tumbuhan.

Semen, keramik, batu bata, aluminium, kaca, dan baja sebagai bahan baku utama dalam pembuatan sebuah bangunan berperan penting dalam mewujudkan konsep bangunan ramah lingkungan.

Untuk kerangka bangunan utama dan atap, kini material kayu sudah mulai digantikan material baja ringan. Isu penebangan liar (illegal logging) akibat pembabatan kayu hutan yang tak terkendali menempatkan bangunan berbahan kayu mulai berkurang sebagai wujud kepedulian dan keprihatinan terhadap penebangan kayu dan kelestarian bumi. Peran kayu pun perlahan mulai digantikan oleh baja ringan dan aluminium.

Baja ringan dapat dipilih berdasarkan beberapa tingkatan kualitas tergantung dari bahan bakunya. Rangka atap dan bangunan dari baja memiliki keunggulan lebih kuat, antikarat, antikeropos, antirayap, lentur, mudah dipasang, dan lebih ringan sehingga tidak membebani konstruksi dan fondasi, serta dapat dipasang dengan perhitungan desain arsitektur dan kalkulasi teknik sipil.

Kusen jendela dan pintu juga sudah mulai menggunakan bahan aluminium sebagai generasi bahan bangunan masa datang. Aluminium memiliki keunggulan dapat didaur ulang (digunakan ulang), bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas perawatan dan praktis (sesuai gaya hidup modern), dengan desain insulasi khusus mengurangi transmisi panas dan bising (hemat energi, hemat biaya), lebih kuat, tahan lama, antikarat, tidak perlu diganti sama sekali hanya karet pengganjal saja, tersedia beragam warna, bentuk, dan ukuran dengan tekstur variasi (klasik, kayu).

Bahan dinding dipilih yang mampu menyerap panas matahari dengan baik. Batu bata alami atau fabrikasi batu bata ringan (campuran pasir, kapur, semen, dan bahan lain) memiliki karakteristik tahan api, kuat terhadap tekanan tinggi, daya serap air rendah, kedap suara, dan menyerap panas matahari secara signifikan.

Kehalusan permukaan dan warna bahan bangunan sangat menentukan iklim mikro di sekitar bangunan, warna cerah dan permukaan licin adalah pemantul sinar matahari yang baik dan menaikkan suhu sekitar. Warna gelap dan permukaan kasar akan membantu meredam dan menyerap sinar dan panas matahari. Bahan bangunan berpori mudah meluncurkan panas dan meluncurkannya kembali jika suhu udara disekitarnya menurun. Sangat bijaksana jika memanfaatkan bahan-bahan bangunan alami seperti aslinya untuk pelapis dinding dan lantai luar.

Berikiut adalah contoh contoh pemanfaatan bahan bangunan alami (ramah lingkungan):
GENTENG SEJUK

Genteng semen ijuk adalah genteng beton yang dibuat dengan campuran pasir, semen dan ijuk sebagai bahan pengisi.

Manfaat
Menunjang program pembangunan RS/RSS dan Rusun
Menciptakan lapangan kerja
Digunakan sebagai penutup atap

Spesifikasi Teknis


Bahan baku

:

semen + ijuk + pasir


Ukuran

:

38 x 23 1.2 cm


Berat

:

2.5 kg/bh


Beban Lentur

:

80 kg/cm2

PANEL SERAT TEBU

Pengembangan bahan bangunan dari limbah tebu menjadi papan serat tebu

Manfaat
Menunjang program pembangunan RS/RSS dan Rusun
Mengurangi pencemaran lingkungan
Menciptakan lapangan kerja
Digunakan untuk langit-langit dan dinding partisi non-struktural

Spesifikasi Teknis


Bahan baku

:

ampas tebu + semen


Ukuran

:

240 x 60 x 2.5 cm


Kuat Lentur

:

40 – 50 kg/cm2

PANEL SEKAM PADI

Salah satu pengembangan bahan bangunan dari limbah sekam padi menjadi Papan Sekam Padi

Manfaat
Menunjang program pembangunan RS/RSS dan Rusun
Mengurangi pencernaran lingkungan
Menciptakan lapangan kerja
Digunakan untuk langit-langit dan dinding partisi non-strukutral

Proses Pembuatan

Sekam padi direndam dalam air atau dapat langsung digiling, dicampur dengan semen,dicetak dengan alat manual. Proporsi campuran = 1 semen : 4 sekam padi atau maksimum 20%
SAWIT BLOCK

Pengembangan bahan bangunan dari limbah SAWIT menjadi Conblock.

Manfaat
Menunjang program pembangunan RS/RSS dan Rusun
Mengurangi pencemaran lingkungan
Menciptakan lapangan kerja
Digunakan untuk dinding partisi non-struktural

Spesifikasi Teknis


Komposisi camp.

:

1 PC : 6 Agregat ( 20% Limbah + 80% Pasir)


Ukuran

:

8 x 20 x 40 cm


Kuat Lentur

:

25 kg – 35 kg / cm2

·


Papercrate (kertas bekas sebagai bahan dinding)
Kertas bekas yang dimaksud disini adalah berupa kertas yang mempunyai tekstur kasar seperti kertas Koran atau kardus, yang dihancurkan menjadi semacam bubur kertas dan diolah lagi menjadi bata kertas agar dapat digunakan untuk penggunaan lebih lanjut sebagai material bahan bangunan.

SPESIFIKASI KERTAS BEKAS (PAPERCRATE)
· Mempunyai massa dan berat yang sangat ringan
· Bersifat lembek, sehingga mudah dibentuk
· Cukup kuat dalam menahan gaya vertikal
· Mempunyai bentuk yang ramping, sehingga memudahkan dalam pengemasan dan distribusinya

KELEBIHAN PENERAPAN KERTAS BEKAS (PAPERCRATE) PADA DINDING
Mampu menyerap panas
Meredam suara / kebisingan
Tidak mengandung racun
Biaya produksi murah
Daya kering yang cepat
Penggunaan semen yang sedikit.

Linoleum: Bahan Pelapis Lantai Ramah Lingkungan
Bahannya elastis, tersusun dari material anorganik dan organik. Pilihan warna dan ragam yang banyak memberi keuntungan untuk desain-desain masa kini. Bahan pelapis lantai ini populer di Eropa. Banyak pilihan warna dan desainnya. Produk ini bisa menjadi alternatif bahan untuk lantai rumah kita, lantai area komersial, bahkan rumah sakit karena mudah dipasang, dirawat, dan dibersihkan. Untuk memasangnya hanya butuh permukaan rata seperti lantai semen, lalu diberi perekat khusus. Kalau mau afdol, perekatnya juga pakai yang ramah lingkungan.

Sebagai bahan lantai, jika tak lagi dibutuhkan, Linoleum mudah diurai kembali oleh tanah, alias ramah lingkungan. Inilah yang menjadi salah satu kelebihannya. Standar Eropa yang ketat tentang material ramah lingkungan membuat bahan ini dipergunakan sebagai salah satu alternatif pilihan para desainer. Syarat yang ketat itu bisa dipenuhi oleh bahan pelapis Linoleum ini. Ada satu hal penting juga yang menjadi keunggulan, yaitu daya tahannya terhadap panas, dan tahan terhadap api lebih baik dari plastik dan kain.

Linoleum, bahan yang terbuat dari bahan alami yang terukur dan dihasilkan dari sumber daya yang bisa diperbaharui. Terdapat setidaknya enam bahan utama, linseed oil, rasin, woodfloor, limestone, pigment, jute . Linoleum pada produk lantai terbagi menjadi tiga bentuk produk, yakni marmoleum yang menampilkan motif-motif warna dan corak alami, artoleum yang menampilkan corak kayu, dan Walton yang menghasilkan corak-corak yang memiliki tekstur.
·
TEMPURUNG KELAPA

Salah satu bagian pohon kelapa yang pada saat ini belum banyak digunakan adalah tempurung kelapa (batok) kelapa. Tempurung kelapa yang banyak dijumpai di pasar-pasar tradisional dari sisa pemecahan buah kelapa saat ini sebagian besar digunakan sebagai bahan bakar. Sebenarnya, tempurung kelapa (atau sisa berupa pecahan-pecahan) dapat ditingkatkan kualitasnya menjadi bahan yang lebih bermanfaat dibanding hanya sebagai bahan bakar saja. Oleh karena itu melalui rekayasa yang tepat, maka tempurung kelapa dapat dibentuk menjadi mozaik ubin bahan bangunan yang antik, unik, alami dan menarik

SPESIFIKASI TEMPURUNG KELAPA
Mempunyai bentuk asli berupa serat – serat serabut
Cukup empuk dan hangat
Bersifat sedikit tembus pandang sehingga terlihat pengisinya
Mampu menyerap panas
Cukup baik untuk aplikasi akustik (menyerap bunyi karena rongga pada serat)
Tahan air

penghawaan (studio perancangan arsitektur 2)

1. Cross Ventilation System
Cross Ventilation System (CVS) atau yang biasa disebut sistem ventilasi silang dapat dilakukan dengan meletakkan dua buah jendela atau bukaan di kedua sisi ruangan. Ventilasi ini dapat diletakkan diberbagai tempat bangunan, seperti di atas jendela dan pintu yang berrfungsi mengalirkan udara di tengah ruangan, diatap (contoh ventilasi pada plafon memberikan ruang agar udara panas dari dalam bangunan dapat keluar sehingga aliran udara segar dalam ruangan lancar) serta ventilasi bawah yang berfungsi memberikan pasokan udara lebih banyak dan merata kedalam ruangan
posisi ventilasi
posisi ventilasi
ventilasi bawah
ventilasi bawah
ventilasi atas
ventilasi atas
2. Barier System
Barier pada penghawaan disebut juga penghalang untuk mengurangi volume udara panas yang masuk kedalam rumah. Cara ini dilakukan salah satunya dengan menggunakan barier yang berupa tanaman pada sisi rumah, kadar panas yang dibawa oleh udara menuju rumah dapat berkurang karena sebagian udara panas tersebut diredam oleh barisan pepohonan pada sisi rumah.
barier system
barier system
3. Elemen Air (Kolam)
Adanya elemen air, baik di luar maupun didalam area rumah dapat menanambah kesejukan hunian, karena udara panas yang berasal dari luar bangunan direndam dengan udara dingin yang dihasilkan dari elemen air tersebut sehingga mampu mendinginkan ruangan.
elemen air (kolam)
elemen air (kolam)
4. Plafon
Plafon dapat menahan udara panas yang datang dari atas atau atap. Semakin tinggi jarak langit-langit dengan lantai, akan menambah kesejukan didalam rumah karena adanya cukup ruang untuk perputaran dan pertukaran udara.
plafon dalam rumah
plafon dalam rumah
5. Secondary Skin
Secondary skin atau selubung/kulit bangunan yang kedua, dapat menambah lama waktu panas masuk kedalam rumah dan dapat menghindari percikan air hujan. Ada berbagai material yang dapaat digunakan sebagai secondary skin, salah satunya penggunaan material batu alam.
secondary skin

Ventilasi Alami (studio perancangan arsitektur 2)

Kenyamanan termal adalah suatu kondisi yang dialami oleh manusia akibat pengaruh dari lingkungannya. Kondisi tersebut antara lain dipengaruhi oleh suhu udara, kecepatan angin, dan kelembaban udara. Pada sebuah rumah tinggal, ketiga hal tersebut dapat dikondisikan dengan dua macam cara, yaitu secara alami dan buatan. Dengan desain pengkondisian udara alami yang tepat, maka sebetulnya kita tidak memerlukan AC di rumah. Dengan adanya ventilasi alami akan diperoleh kenyamanan termal dan kenyamanan udara. Kenyamanan udara adalah tersedianya udara yang segar, bersih dan tidak berbau.


Sebelum mulai merancang suatu bangunan, terutama rumah tinggal, sebaiknya sudah dinentukan terlebih dahulu sistem ventilasi utama yang akan digunakan. Apakah ventilasi alami atau ventilasi buatan. Karena hasil desain bangunan untuk kedua jenis sistem pengkondisian udara tersebut bisa sangat berbeda satu sama lain.

Hal-hal apa sajakah yang bisa kita lakukan untuk mengoptimalkan pengkondisian udara di dalam rumah secara alami ?

1. Orientasi Bangunan.

Radiasi matahari adalah penyebab utama tingginya suhu di dalam rumah. Sebisa mungkin hindari banyak bukaan di arah timur dan barat. Apabila tidak bisa dihindari, bisa diupayakan adanya barrier terhadap radiasi panas matahari, terutama matahari sore di arah barat. Barrier bisa berupa tanaman atau vegetasi, atau elemen bangunan berupa sun shading. Sun shading berupa elemen vertikal (sirip) atau elemen horizontal (topi-topi/over hang).

2. Perbanyak bukaan.

Bukaan atau ventilasi udara yang dianjurkan adalah paling tidak sebesar 15% dari luas lantai bangunan.

3. Atur letak bukaan.

Ventilasi udara haruslah berada di kedua sisi bangunan atau ruangan. Tidak akan banyak manfaatnya apabila bukaan hanya berada di salah satu sisi bangunan. Udara luar tidak akan bisa masuk ke dalam rumah bila tidak ada lubang yang lain untuk jalan keluar udara. Jadi, harus dihindari memanfaatkan seluruh kavling hingga ke belakang. Sisakan sedikit bagian kavling di belakang rumah yang terbuka hingga ke atas, supaya terjadi ventilasi silang. Dalam satu ruangan pun, sebaiknya, jendela/bukaan tidak berada pada sisi yang sama. Misalkan suatu bidang dinding mempunyai jendela di sisi sebelah kiri, sebaiknya bidang dinding yang berseberangan mempunyai jendela di sisi kanan. Dengan konfigurasi seperti ini, diharapkan seluruh bagian rumah/ ruangan akan tersentuh oleh aliran udara.

Jenis-Jenis Ventilasi Alami.

Menurut cara membukanya, ventilasi alami ada 2 macam. Yaitu ventilasi alami yang terbuka permanen, ataupun ventilasi alami temporer yang dapat dibuka dan ditutup. Sebaiknya, sebuah rumah mempunyai keduanya. Ventilasi permanen untuk menjamin pertukaran udara minimal setiap hari, ventilasi temporer untuk difungsikan apabila memerlukan kondisi penghawaan yang lebih baik, misalnya ketika jumlah penghuni rumah sedang banyak, atau ketika cuaca sangat panas. Nah lalu apa saja jenis-jenis ventilasi alami, baik permanen ataupun temporer ?
Jendela biasa.
Jendela boven. Boven biasanya berada di atas kusen, bisa menjadi satu atau terpisah. Boven ada beberapa macam, ada boven yang mempunyai daun seperti jendela biasa, ada boven yang diisi dengan 2 bilah kaca yang menyisakan celah udara di antaranya seperti yang banyak dipakai di kamar mandi, atau boven yang yang diisi dengan ram kayu. Ram kayu berguna untuk faktor keamanan, yaitu supaya tidak ada orang yang bisa menerobos masuk melalui lubang boven.
Jalusi/krepyak. Adalah bilah-bilah kayu yang terpasang permanen di kusen. Celah-celah di antara bilah-bilah inilah yang akan menjadi lubang untuk aliran udara alami.
kaca naco. Kaca naco adalah jendela yang kacanya dibagi menjadi beberapa segmen dan mempunyai mekanisme yang bisa digerakkan membuka dan menutup. Kaca naco mempunyai kelemahan berupa faktor keamanan yang tidak terlalu baik. Selain itu, kaca naco termasuk kurang ekonomis.
Loster. Loster adalah sebutan untuk ornamen yang mengisi lubang ventilasi di dinding. Kegunaan loster sama seperti ram, yaitu untuk memperkecil ukuran lubang karena faktor keamanan. Loster sendiri terbuat dari berbagai macam bahan :
Loster kayu. Seperti halnya kusen, loster kayu memerlukan finishing. Finishing loster kayu bisa mempergunakan cat kayu, politur, atau melamin.
Loster beton. Biasanya berharga paling murah. Loster beton pun mempunyai kualitas yang bermacam-macam. Ada yang halus, ada yang kasar. Ada yang mempunyai satu sisi, ada yang mempunyai 2 sisi. Loster beton terbuat dari campuran semen, air, dan pasir yang dipress. Kekuatan loster beton tentu tergantung kekuatan dan banyaknya semen yang menjadi campurannya. Finishing loster beton biasanya hanya menggunakan cat tembok biasa.
Loster keramik. Loster keramik cocok bagi rumah yang bergaya unik dan etnik. Loster keramik tidak memerlukan finishing lagi.
Loster tanpa pengisi. Ada juga loster yang hanya merupakan lubang di tembok saja, dan tidak diisi dengan bahan pengisi apapun. Syaratnya adalah lubang tersebut tidak mempunyai lebar lebih dari 15 cm. Pertimbangannya adalah faktor keamanan.

Dengan memaksimalkan penggunaan ventilasi alami, kita paling tidak akan mengurangi penggunaan AC. Tidak perlu bicara terlalu jauh mengenai penghematan energi pemanasan global, dengan mengurangi pemakaian AC, tentu akan mengurangi tagihan listrik kita setiap bulan bukan ?

Septana Bagus Pribadi, ST, MT

Staff Pengajar Jurusan Arsitektur FT Undip

Artikel ini diterbitkan di Rubrik Bale, Harian Suara Merdeka



















https://septanabp.wordpress.com/2013/06/05/ventilasi-alami/

RUMAH RAMAH LINGKUNGAN & TAHAP-TAHAPAN PERENCANAAN (studio perancangan arsitektur 2)







Desain rumah ramah lingkungan merupakan bentuk dukungan terhadap keramahan lingkungan. Yang berarti, haruslah hemat energi, karena eksplorasi terhadap penggunaan energi dapat mengancam kehidupan generasi penerus. Gerakan penghematan energi bisa dilakukan kala kita hendak membangun rumah baru atau merenovasi rumah. Apa sajakah itu?

Efisiensi Pencahayaan

Manfaatkan semaksimal mungkin cahaya matahari sebagai sumber cahaya di pagi hingga sore hari. Menggunakan cahaya matahari dapat menghemat energi listrik dari lampu yang digunakan di siang hari. Pencahayaan alami bisa diperoleh melalui pencahayaan samping yaitu dari jendela, dan pencahayaan atas yang berasal dari lubang atap. Buatlah desain rumah yang lebih terbuka pada dinding dan atap, agar cahaya matahari dapat masuk ke dalam rumah secara lebih maksimal. Mengurangi sekat ruangan, menyatukan fungsi ruang, dapat memaksimalkan cahaya yang masuk ke dalam rumah.

Efisiensi Ruang

Menggabungkan lebih dari satu fungsi dalam satu ruangan, adalah pilihan baik, dibanding harus memboroskan ruang. Misalnya meniadakan fungsi ruang tamu, karena kita jarang menerima tamu, atau lebih sering menerima tamu di teras. Buat saja ruang keluarga yang lebih besar, agar bisa nyaman dan maksimal untuk bercengkrama sekaligus menerima tamu yang sudah kenal dekat. Dalam hal ukuran bangunan, lebih besar tidak selalu lebih baik. Karena makin kecil (baca : sederhana) bangunan, akan makin baik control aspek lingkungan terhadap bangunan tersebut.

"Bangunan ramah lingkungan, dirancang dengan massa ruang, keterbukaan ruang, dan hubungan ruang luar-dalam yang cair, teras lebar, ventilasi bersilangan, dan void berimbang."

Pembayangan Ruang Luar, Kulit Bangunan, Ventilasi

Pemilihan bahan dan desain pembayangan, serta bukaan ventilasi yang baik, mempengaruhi kenyamanan dan energi dalam rumah. Berikan secondary skin pada dinding bagian luar, terlebih jika rumah menghadap ke arah barat. Buat teritisan di atas bukaan, yang fungsinya meredam panas matahari secara langsung ke dalam rumah. Bangunan dirancang dengan teras lebar, ventilasi bersilangan; yaitu membuat bukaan (jendela) pada dua dinding yang berbeda, innercourt serta void berimbang, untuk sirkulasi udara dan cahaya alami ke seluruh ruangan, agar hemat energi.

Atap yang “Dingin”

Pilih bahan penutup atap yang memiliki nilai hambatan hantaran panas cukup besar, dan kemampuan memantulkan panas dengan baik. Penggunaan atap dari bahan tanah atau keramik, sangat baik untuk kenyamanan ruang dalam. Tambahkan pula lembaran aluminium foil yang dipasang di bawah penutup atap. Material styrofoam yang dilapis beton (beton Styrofoam) juga berpotensi membuat dingin ruang dalam. Dinding rumah tetap terasa “dingin” meskipun saat siang hari.

Material Ramah Lingkungan

Gunakan bahan bangunan yang tepat, efisien, dan ramah lingkungan. Pilih produk lokal yang berkualitas, untuk meminimalkan terjadinya kontaminasi lingkungan, mengurangi pemakaian sumber daya alam tak terbarukan dengan optimalisasi bahan baku alternatif, serta menghemat penggunaan energi secara keseluruhan. Memilih bahan baku lokal atau dari pabrik terdekat berarti menghemat transportasi dan mengurangi karbon emisi dari kendaraan. Tak ada salahnya, memanfaatkan material bekas atau sisa bahan renovasi, misalnya genteng bekas, kayu atau bambu bekas perancah, kusen lama.

Pemanfaatan Lahan Hijau

Elemen vegetasi berpotensi untuk menyejukkan lingkungan dan menurunkan udara panas, serta meredam panas. Semakin banyak pohon yang ditanam, udara makin sejuk dan oksigen yang dihasilkan dapat mencegah pemanasan global. Ciptakan roof garden atau vertical garden, jika halaman tidak memungkinkan. Dinding yang dijalari tanaman rambat membuat suhu udara di luar dan di dalam turun, sekaligus untuk pasokan udara bagi penghuni.

Gaya Hidup Hemat

• Hemat Air. Kurangi kebiasaan berendam di bathtub, mencuci kendaraan dengan air yang mengalir dan terbuang kemana-mana. Ganti bak mandi atau bathtub dengan shower , untuk menghemat air.
• Buat sumur resapan, lubang biopori atau septictank ramah lingkungan yang tidak mencemarkan lingkungan.
• Memakai perangkat elektronik dan rumah tangga yang hemat energi, akan berpengaruh dengan biaya listrik yang dikeluarkan tiap bulan. Pilih yang hemat energi listrik, sehingga memiliki life cost yang ringan untuk operasionalnya
http://aplatteroffigs.blogspot.com/2014/03/konsep-rumah-ramah-lingkungan.html#sthash.dQZ9t90r.dpuf


TAHAP-TAHAP PERENCANAAN
















Jumat, 08 Mei 2015

Elemen pembentuk ruang terdiri dari elemen horizontal dan elemen vertikal. Elemen horizontal bawah merupakan elemen yang mutlak harus ada, sementara elemen lain tidak harus ada. 

Variasi-variasi pada elemen pembentuk ruang:          

1. Elemen horizontal bawah  
elemen horizontal bawah dapat membentuk suatu ruang dengan adanya perbedaan warna/material/tekstur/pola lantai dan sebagainya. Sebagai contoh, sebuah tikar yang tergelar sudah dapat membentuk ruang karena warna dan material serta teksturnya yang berbeda dengan sekitarnya.
Selain itu elemen horizontal bawah juga dapat divariasikan dengan dinaikkan atau ditenggelamkan. Semakin banyak beda ketinggian elemen horizontal bawah dengan sekitarnya, 'rasa' keterpisahan ruangnya semakin kuat.   

2. Elemen horizontal atas       
Elemen horizontal atas dapat berupa langit-langit, atap atau apapun yang membatasi ruang di bagian atas. Sama dengan elemen horizontal bawah, elemen ini dapat divariasikan dengan warna, tekstur, material, pola-pola dan sebagainya. elemen ini juga dapat divariasikan ketinggiannya. selain itu, kita juga dapat memvariasikan dengan permainan solid-void, opak-transparan (hal ini susah diterapkan pada elemen horizontal bawah karena nanti bisa membuat orang jatuh 'kejeglong'). Variasi yang didapatkan tak terhingga banyaknya. Bahkan dedaunan sebuah pohon pun sudah dapat menjadi elemen horizontal atas (dan bayangannya menjadi elemen horizontal bawah).

3. Elemen vertikal      
Kita sering menganggap elemen vertikal selalu sebagai dinding. Padahal sebuah elemen vertikal memiliki variasi yang banyak sekali. Bisa berwujud dinding, dengan berbagai variasi ketinggian, atau kolom-kolom dengan berbagai variasi ketinggian juga, bisa juga dengan gantungan pot-pot bunga, atau kerai bambu, rangka kayu dan sebagainya. Bisa juga kita membuat air terjun sebagai elemen vertikal kita. Variasinya bermacam-macam. Jika kita pergi ke los daging di pasar, kita bahkan bisa melihat bagaimana daging-daging yang bergelantungan menjadi pembentuk ruang yang memisahkan area pembeli dan penjual.         

Ketiga elemen ini secara bersama membentuk suatu ruang, dengan kualitas ruang tertentu. Setiap pilihan mempunyai konsekuensi tersendiri terhadap kualitas ruang yang terbentuk. Sebagai contoh, jika kita memilih membentuk ruang dengan hanya menggunakan elemen horizontal yang divariasikan dengan warna tetapi ketinggiannya sama dengan sekitarnya, maka akan terbentuk rasa ruang yang terbuka, karena kita masih bisa melakukan kontak secara fisik dan visual dengan segala yang ada di luar ruang tersebut. Hal ini berbeda sekali jika kita membentuk ruang dengan menggunakan elemen horizontal atas dan bawah serta elemen vertikal berupa dinding-dinding yang masif. rasa ruang yang didapatkan adalah rasa tertutup.
Kita sebagai mahasiswa  arsitektur sebaiknya dapat bermain-main dengan elemen-elemen ini untuk mendapatkan kualitas ruang yang kita harapkan. 

TERBENTUKNYA RUANG DARI UNSUR – UNSUR HORISONTAL DAN VERTIKAL

A. TERBENTUKNYA RUANG DARI UNSUR HORISONTAL       

1. Bidang Dasar         
Ruang kadang diartikan sebagai sesuatu yang tertutup atau mampunyai batas yang jelas seperti lantai, dinding, plafon dan lain sebagainya yang dapat melindungi dan menutup berbagai kegiatan yang terjadi di dalamnya. Di lain sisi, ruang ternyata tidak lagi dipersepsikan sebagai sesuatu yang tertutup. Salah satu contoh yang sedng dibahas saat ini adalah ruang yang terbentuk dari bidang dasar. Bagian ini mau menegaskan bahwa suatu daerah/ lokasi yang walaupun berdekatan dan berada pada sebuah bidang yang sama, namun sedikit saja perbedaan yang terdapat di dalamnya, maka di situlah ruang baru terbentuk. Contoh kumpulan warna yang terdapat pada pola – pola lantai atau keramik.           
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEZQUQHwEYOB6nqBWDAuM_QqsDyKFJUPvIyp4FF7m9gpH-DXEljnhdlv8IEEMFl7P39rQcql0wF2hun5AXFVq2UlCqv9GzFOKxd8LHdEwtm1Foyl2ySMmkBtQfqA7RI9BTcGI_Xm9uIQE/s320/checkered_floor-1_resize.jpg
2. Bidang Dasar yang Diangkat          
Ciri – ciri ruang yang terbentuk dari sebuah bidang dasar yang diangkat merupakan bentuk ruang yang sering sekali kita lihat dan kita jumpai di sekitar kita. Cirri dan bentuk ruang ini seringkali dibuat agar batas antara ruang terbuka yang satu dengan yang lain dapat dirasakan. Contoh perbedaan ketinggian pada permukaan lantai teras dan halaman rumah.            
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgk6ZRjxs79QZw-htTmasrpWkxAtZWM3O0lVMG3SVh_N_osH1b6nEkYX6O1Hfe_qwvlrfrLGmh1dJifE018fGJLvwIHH6QiKOydQhxd9UxdbNaInKfse3RyL27XzeCrnYwUUy0t7RPeQxc/s320/images.jpg
3. Bidang Dasar yang Diturunkan      
Sama seperti ruang yang terbentuk dari sebuah bidang dasar yang diangkat, ruang yang terbentuk dari bidang dasar yang diturunkan juga bertujuan untuk menciptakan sebuah batasan antara ruang dengan ruang. Contoh perbedaan ketinggian pada permukaan lantai teras dan halaman rumah, lantai kamar mandi dengan lantai dapur dll.      
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjI5DUSvvs0H3s6Fm5ZlOgastXhzrFvuDIK8MKg2OiwvGNz4GtfOzuBlTKv3rNNIB2l_q2DJENB6HRazwJFB0nPp9HvHm2EYNdM7gSy12BjTmQ-lIKgMsHWWlwo_WBlOzUlZ4cv2MhFebI/s320/pic_kolam_renangevgbsm_resize.jpg
4. Bidang yang Melayang      
Pada bagian ini, ruang yang terbentuk oleh bidang – bidang yang melayang merupakan sebuah betuk dan cirri ruang yang sering digunakan untuk membatasi bagian paling atas antara ruang dengan alam. Contoh plafon, atap  
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZTdq6ulw-j3pmMMR3tyvS3yVVvJjhHogcKOS92EAcXg5i5cbvEeob4mHK5WneJ4IGWNY_1tBzfpF-xkBRms6VF2ofLOeDRAk0cZhAQUdVMLlZFoIuUfq5DpWczuSAKQMlkplcXVAmsL0/s320/image327.jpg


B. TERBENTUKNYA RUANG DARI UNSUR – UNSUR VERTIKAL        

1. Unsur Vertikal Linier         
Unsur-unsur linear merupakan suatu bidang yang terbentuk untuk memenuhi fungsi dari suatu ruangan agar fungsi dari ruangan atau bangunan tersebut lebih optimal. Unsur vertikal linier dapat membentuk sisi vertikal dari suatu volume ruang. Elemen vertikal linier, berdiri tegak sehingga menghasilkan sebuah titik di atas bidang dasar. Hal tersebut membuatnya terlihat seperti di dalam ruang. Beberapa contoh dari unsur vertikal linier adalah kolom, pilar batu, atau menara.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFyodtDmCKV84ccgWnSNgBfEM3RnH_PWxaqzmKMRSj8w5i49HlqOfaVkCVkKheBojDV3moh_EUzN6E76V4VPeQTpJp2ZYfVEyNqCjvzzGTegYt_UWLvofZt_ytHEAju9wnoNTwH7Tf2Yw/s320/parthenon_resize.jpg
2. Suatu Bidang Vertikal        
Satu bidang vertika akan menegaskan ruang yang ada di hadapannya. Sebuah bidang vertikal tunggal, berdiri sendiri di dalam ruang, memiliki kualitas-kualitas visual yang secara unik berbeda dibandingkan dengan sebuah kolom yang berdiri sendiri. Ciri-ciri pendukung lain yang dimiliki sebuah bidang yaitu warna permukaannya, pola dan tekstur mempengaruhi bobot dan stabilitas secara visualnya. Dalam komposisi suatu konstruksi visual, suatu bidang berfungsi untuk membentuk batas-batas sebuah volume.            
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlLvFiWdEQNiY1wqQqqpuqe1g1XlCAP5GwpOcXwKKMNMpqy0BJduKEfc2HdomoBWGApQMjlGFPT24KZ_6HVhA5V0xT9vlOyzOL5rN8eJGykbw1zRz7woPIidzoDCbi6J0EH7cm7KLdfKw/s320/wall199c_resize.jpg
3. Suatu Bidang yang Berbentuk “ L “
Suatu bidang berbentuk L menimbulkan suatu ruang yang timbul dari sudut yang keluar mengikuti arah diagonal. Selain itu ruang - ruang yang terbentuk oleh bidang yang berbentuk L, biasanya dapat menimbulkan dua persepsi menurut posisi orang saat memandang. Yang pertama dengan posisi orang yang memandang dari luar ke dalam maka suasana yang dapat dirasakan oleh si pemandang adalah suasana yang menjepit atau mencekam karna ruang yang terbentuk pada bagian sudut dari suatu ruang semakin kecil. Berbeda dengan orang yang memandang dari dalam/ sudut ruangan, suasana yang akan dirasakan oleh si pemandang ini adalah suasana lega, nyaman, bebas dan lain sebagainya karena ruang yang terbentuk semakin luas.     
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiM3kzweYdD7AXxV5OgTllqh9rA_fWn9vjEcU3FHHl7tPhAk_ObnCoJX0RqDs_wnQK6psOVN6nMFYoIC8VbXpdqGy3UcOXldLN5B6gyMsmy4YMkDva3_qrszuTRK126aEkKxAnfc4JlLKE/s320/04_Ruang_Tamu_img2_resize.JPG
4. Bidang – Bidang Sejajar     
Bidang – bidang sejajar sebagai salah satu unsure dalam pembentukan ruang merupakan bagian yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan dan penentuan ujung – ujung volume dari sebuah ruang yang tidak terbatas. Contoh gang, lorong    
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNkMU2OPgEOjdGnJ5PzrMNXlNf8ECkGfNPAvhT3CrSw9ZWPMkVKIVr-A4i57KP7OVFCSeaAr6jI5sw82CTcD1bel-6DGJ4nvz3EMCSa7fiopIr6EOf2xh2CEuFKEu55-mTEGSsDXQcsjk/s320/lorong-kecil_resize.jpg
5. Bidang Berbentuk “U”       
Sebuah konfigurasi bidang vertikal berbentuk U mendefinisikan suatu area ruang yang memiliki fokus ke dalam maupun orientasi ke luar.        
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJ0Kh7MepzF4KcHQzdnMtWIhBjWdFUIKdjkiiFQgoxMW3ZDOgCYW9sfIzPbNOKBZvGmM_sTKfZOIxLKNmHysq7Jhsclj9LsAdzzDnPSq_b3G41PeiKznRiUe6M-uTkX-N9grsJY2kVyKs/s320/dsc_0783_resize.jpg

6. Empat Bidang Menutup     
Empat bidang vertikal menutup suatu ruang serta mempengaruhi area ruang di sekeliling penutupnya. Oleh karena areanya benar-benar tertutup, maka secara alamiah ruang didalamnyapun menjadi tertutup. Untuk mendapatkan dominasi visual di dalam sebuah ruang atau menjadi wadah utamanya, salah satu dari bidang penutupnya dapat dibedakan dari bidang lainnya melalui ukuran, bentuk, dsb. Contoh dari bidang-bidang penutup yaitu,        
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwlvJnncBHHDOWQFBEe2lxKEOnX-dnIA2wWpKzTTd43eCFQE9v-8Gbuk4a-F9p-S9i_jBpWyL4LKolJ427XSEk3EXdoKt0pl38WOTwQPZCqkggyuqZ3pUcrxqzEkiaKVIkuVyRkkxF6lM/s320/dinding_r_tamu_2(1)_resize.jpg

Perancangan Arsitektur Daerah Tropis

Perancangan Arsitektur Daerah Tropis

manfaat-menggunakan-arsitektur-tropis-1
Indonesia merupakan negara yang terletak di 95° BT – 141°BT garis khatulistiwa. Hal ini menyebabkan Indonesia memiliki iklim tropis, sehingga indonesia hanya memiliki 2 musim, yaitu musim hujan dan musim panas. Cuaca tersebut mempengaruhi gaya hidup sehari-hari masyarakat Indonesia termasuk dalam mendesain tempat tinggal mereka dengan penyesuaian dari waktu-kewaktu membuat pendudukIndonesia sadar bahwa penerapan arsitektur tropis lah yang paling tepat di terapkan pada rumah mereka.
Arsitektur Tropis adalah sebuah karya Arsitektur yang mencoba untuk memecahkan problematic iklim setempat, dalam hal ini iklim Tropis. Yang penting dalam Arsitektur Tropis ialah apakah rancangan tersebut dapat menyelesaikan masalah pada iklim tropis seperti hujan deras, terik matahari, suhu udara tinggi, kelembapan tinggi dan kecepatan angina rendah, sehingga manusia yang semula tidak nyaman berada dialam terbuka, menjadi nyaman ketika berada didalam bangunan tropis.
Sementara iklim tropis lembab sendiri dicirikan oleh beberapa factor iklim sebagai berikut :
  1. Curah hujan tinggi sekitar 2000-3000 mm/tahun
  2. Radiasi matahari relatif tinggi sekitar 1500 hingga 2500 kWh/m2/tahun
  3. Suhu udara relatif tinggi untuk kota dan kawasan pantai atau dataran rendah. Untuk kota dan kawasan di dataran tinggi rendah, sekitar 18hingga 28atau lebih rendah.
  4. Kelembaban tinggi (Jakarta antara 60 hingga 95%)
  5. Kecepatan angina relatif rendah.
Konsep rumah tropis, pada dasarnya adalah adaptasi bangunan terhadap iklim tropis, dimana kondisi tropis membutuhkan penanganan khusus dalam desainnya. Pengaruh terutama dari kondisi suhu tinggi dan kelembaban tinggi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat kenyamanan berada dalam ruangan yang merupakan salah satu contoh aplikasi konsep rumah tropis. Meskipun konsep rumah tropis selalu dihubungkan dengan sebab akibat dan adaptasi bentuk (tipologi) bangunan terhadap iklim, banyak juga interpretasi konsep ini dalam tren yang berkembang dalam masyarakat. Misalnya penggunaan material tertentu sebagai representasi dari kekayaan alam tropis, seperti kayu, batuan ekspos, dan material asli yang diekspos lainnya.
Kriteria Perencanaan Pada Iklim Tropis Lembab
Kondisi iklim tropis lembab memerlukan syarat-syarat khusus dalam perancangan bangunan dan lingkungan binaan, mengingat ada beberapa factor- faktor spesifik yang hanya dijumpai secara khusus pada iklim tersebut, sehingga teori-teori arsitektur, komposisi, bentuk, fungsi bangunan, citra bangunan dan nilai-nilai estetika bangunan yang terbentuk akan sangat berbeda dengan kondisi yang ada di wilayah lain yang berbeda kondisi iklimnya. Kondisi yang berpengaruh dalam perancangan bangunan pada iklim tropis lembab adalah, yaitu :
  1. Kenyamanan Thermal
Untuk mendapatkan kenyamanan thermal dapat dilakukan denganmengurangi perolehan panas, memberikan aliran udara yang cukup dan membawa panas keluar bangunan serta mencegah radiasi panas, baik radiasi langsung matahari maupun dari permukaan dalam yang panas. Perolehan panas dapat dikurangi dengan menggunakan bahan atau material yang mempunyai tahan panas yang besar, sehingga laju aliran panas yang menembus bahan tersebut akan terhambat. Permukaan yang paling besar menerima panas adalah atap. Sedangkan bahan atap umumnya mempunyai tahanan panas dan kapasitas panas yang lebih kecil dari dinding. Untuk mempercepat kapasitas panas dari bagian atas agak sulit karena akan memperberat atap. Tahan panas dari bagian atas bangunan dapat diperbesar dengan beberapa cara, misalnya rongga langit-langit, penggunaan pemantul panas reflektif juga akan memperbesar tahan panas. Cara lain untuk memperkecil panas yang masuk antara lain yaitu :
o   Memperkecil luas permukaan yang menghadap ke timur dan barat.
o   Melindungi dinding dengan alat peneduh. Perolehan panas dapat juga dikurangi dengan memperkecil penyerapan panas dari permukaan, terutama untuk permukaan atap.
o   Penggunaan warna-warna terang. Warna terang mempunyai penyerapan radiasi matahari yang lebih kecil dibandingkan dengan warna gelap. Penyerapan panas yang besar akan menyebabkan temperatur permukaan naik. Sehingga akan jauh lebih besar dari temperatur udara luar. Hal ini menyebabkan perbedaan temperatur yang besar antara kedua permukaan bahan, yang akan menyebabkan aliran panas yang besar.
tropis 1
  1. Aliran Udara Melalui Bangunan
Kegunaan dari aliran udara atau ventilasi adalah :
o   Untuk memenuhi kebutuhan kesehatan yaitu penyediaan oksigen untuk pernafasan, membawa asap dan uap air keluar ruangan, mengurangi konsentrasi gas-gas dan bakteri serta menghilangkan bau.
o   Untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan thermal, mengeluarkan panas, membantu mendinginkan bagian dalam bangunan.
Aliran udara terjadi karena adanya perbedaan temperature antara udara di dalam dan di luar ruangan dan perbedaan tinggi antara lubang ventilasi. Kedua gaya ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mendapatkan jumlah aliran udara yang dikehendaki. Jumlah aliran udara dapat memenuhi kebutuhan kesehatan pada umumnya lebih kecil daripada yang diperlukan untuk memenuhi kenyamanan thermal. Untuk yang pertama sebaiknya digunakan lubang ventilasi tetap yang selalu terbuka. Untuk memenuhi yang kedua, sebaiknya digunakan lubang ventilasi yang bukaannya dapat diatur.
imagesVentilasi-Rumah-Sehat-Minimalis-Ke-5
  1. Radiasi Panas
Radiasi panas dapat terjadi oleh sinar matahari yang langsung masuk ke dalam bangunan dan dari permukaan yang lebih panas dari sekitarnya, untuk mencegah hal itu dapat digunakan alat-alat peneduh (Sun Shading Device). Pancaran panas dari suatu permukaan akan memberikan ketidaknyamanan thermal bagi penghuni, jika beda temperatur udara melebihi 40C. Hal ini sering kali terjadi pada permukaan bawah dari langit-langit atau permukaan bawah dari atap.
tropis 2images (2)
  1. Penerangan Alami pada Siang Hari
Cahaya alam siang hari yang terdiri dari :
Cahaya matahari langsung.
Cahaya matahari difus
Cahaya matahari dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk pencahayaan alami khususnya cahaya matahari langsung. Cahaya matahari langsung yang masuk harus dibatasi karena akan menimbulkan pemanasan dan penyilauan, kecuali sinar matahari pada pagi hari. Sehingga yang perlu dimanfaatkan untuk penerangan adalah cahaya langit. Untuk bangunan berlantai banyak, makin tinggi lantai bangunan makin kuat potensi cahaya langit yang bisa dimanfaatkan. Cahaya langit yang sampai pada bidang kerja dapat dibagi dalam 3 (tiga) komponen :
  1. Komponen langit.
  2. Komponen refleksi luar
  3. Komponen refleksi dalam
Dari ketiga komponen tersebut komponen langit memberikan bagian terbesar pada tingkat penerangan yang dihasilkan oleh suatu lubang cahaya. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya tingkat penerangan pada bidang kerja tersebut adalah :
  1. Luas dan posisi lubang cahaya.
  2. Lebar teritis
  3. Penghalang yang ada dimuka lubang cahaya
  4. Faktor refleksi cahaya dari permukaan dalam dari ruangan.
  5. Permukaan di luar bangunan di sekitar lubang cahaya.
Untuk bangunan berlantai banyak makin tinggi makin berkurang pula kemungkinan adanya penghalang di muka lubang cahaya.
Dampak Lingkungan Penerapan Arsitektur Tropis
Arsitektur Tropis adalah suatu konsep bangunan yang mengadaptasi kondisi iklim tropis. Letak geografis Indonesia yang berada di garis khatulistiwa membuat Indonesia memiliki dua iklim, yakni kemarau dan penghujan. Pada musim kemarau suhu udara sangat tinggi dan sinar matahari memancar sangat panas. Dalam kondisi ikim yang panas inilah muncul ide untuk menyesuaikannya dengan arsitektur bangunan gedung maupun rumah yang dapat memberikan kenyamanan bagi penghuninya.
Dampak Jangka Pendek (sekarang)
Dampak jangka pendek atau dampak yang langsung bisa dinikmati dengan penerapan konsep arsitektur tropis adalah :
o   Terciptanya kenyamanan dalam hunian. Karena sirkulasi udara tercukupi, membuat hawa dalam ruangan menjadi nyaman
o   Penghematan Energi, karena untuk penerangan dan penghawaan memanfaatkan sumber energi alam.
Dampak Jangka Panjang
Dampak yang akan di nikmati beberapa tahun kemudian, jika arsitektur tropis diterapkan adalah :
o   Terjaganya kelestarian alam karena konsep arsitektur tropis menyatu dengan alam bukan merusak alam
o   Akan semakin berkembangnya konsep arsitektur tropis jika banyak peminatnya.
- See more at: http://arsitektur-indonesia.com/2015/04/perancangan-arsitektur-daerah-tropis/#sthash.2VJeA9aG.dpuf